Tari Kondan adalah sebuah ekspresi budaya yang kaya dari Kalimantan Barat, menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Dayak. Berikut adalah artikel komprehensif tentang asal-usul dan informasi terkini mengenai Tari Kondan.
Asal Usul Tari Kondan
Tari Kondan berasal dari Provinsi Kalimantan Barat, merupakan tarian khas yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak saat perayaan panen yang disebut Nosu Minu Podi, artinya panen raya padi. Tarian ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Penompa atau Jubata, yang dipercaya sebagai pencipta alam semesta oleh Suku Dayak.
Menurut penelitian, Tari Kondan sudah ada sejak sebelum masuknya Agama Islam ke Indonesia dan dikenal oleh pemuda dan pemudi Dayak sejak tahun 1985. Tari ini dilakukan hanya saat merayakan kegembiraan atau suka cita, bukan pada saat berduka atau saat ada penduduk yang sakit.
Tata Cara Tari Kondan
Tari Kondan dilakukan dengan formasi berpasangan yang terdiri dari pemuda dan pemudi dengan jumlah genap, bisa empat, enam, delapan, atau sepuluh orang. Terdapat dua formasi dalam Tari Kondan:
- Bentuk melingkar
- Bentuk formasi saling berhadapan
Dalam formasi melingkar, dilakukan gerakan berupa tujuh putaran searah jarum jam dibalas dengan tujuh putaran yang berlawanan arah jarum jam.
Perkembangan dan Pentas Tari Kondan
Pada perkembangan di kemudian hari, Tari Kondan sering dipentaskan di berbagai pertunjukan seperti pertunjukan adat, perayaan kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, dan tentunya saat panen raya padi.
Tabel Informasi Tari Kondan
Aspek | Deskripsi |
---|---|
Asal | Kalimantan Barat, Indonesia |
Suku | Dayak |
Kesempatan | Perayaan panen, pertunjukan adat, perayaan kemerdekaan |
Formasi | Berpasangan, jumlah genap |
Gerakan | Putaran searah dan berlawanan jarum jam |
Tari Kondan adalah salah satu contoh kekayaan budaya Indonesia yang terus dilestarikan dan dipertunjukkan hingga hari ini, menunjukkan semangat dan kegembiraan masyarakat Dayak dalam merayakan hasil panen dan kehidupan mereka.