Pura Tirta Empul merupakan salah satu situs kultural yang paling penting di Bali, Indonesia. Terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, pura ini terkenal dengan mata air suci yang dipercaya memiliki kekuatan untuk penyucian dan pemurnian spiritual.
Sejarah dan Mitologi
Dibangun pada tahun 962 M selama dinasti Warmadewa, Pura Tirta Empul memiliki sejarah yang kaya dan mitologi yang mendalam. Menurut legenda, Raja Mayadenawa yang tirani melarang rakyatnya melakukan upacara keagamaan. Para dewa, dipimpin oleh Bhatara Indra, menyerang raja tersebut. Dalam pelariannya, Mayadenawa menciptakan mata air beracun. Bhatara Indra kemudian menciptakan mata air suci Tirta Empul untuk menghidupkan kembali para dewa yang terkena racun tersebut.
Arsitektur dan Pembagian Pura
Pura Tirta Empul dibagi menjadi tiga area utama: Jaba Pura (halaman depan), Jaba Tengah (halaman tengah), dan Jeroan (halaman dalam). Jaba Tengah menonjol dengan dua kolam yang memiliki 30 pancuran, yang masing-masing diberi nama seperti Pengelukatan, Pebersihan, dan Sudamala serta Pancuran Cetik (racun).
Kualitas Air dan Keberlanjutan
Air di Pura Tirta Empul dianggap suci dan bersih, sering digunakan untuk ritual Melukat, atau pembersihan spiritual. Namun, ada kekhawatiran tentang polusi air yang muncul dalam beberapa laporan, menyoroti pentingnya pelestarian kualitas air di tempat suci ini.
Kesimpulan
Pura Tirta Empul tidak hanya penting secara spiritual bagi umat Hindu di Bali, tetapi juga sebagai simbol harmoni antara manusia, alam, dan kepercayaan. Keberadaannya mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan dan kesucian sumber daya alam.
: Wikipedia bahasa Indonesia
: Coconuts Bali report.