Papua, dengan keindahan alamnya yang asri dan eksotis, tidak hanya memukau mata tetapi juga memanjakan lidah dengan kekayaan kulinernya. Salah satu hidangan yang menjadi ikon kuliner Papua adalah Udang Selingkuh. Berikut adalah informasi terupdate tentang hidangan unik ini.
Asal-Usul Nama
Nama "Udang Selingkuh" berasal dari bentuk fisiknya yang unik, di mana capitnya menyerupai kepiting, sehingga masyarakat setempat menyimpulkan bahwa hewan tersebut adalah hasil perselingkuhan antara udang dan kepiting.
Habitat
Udang Selingkuh memiliki habitat di Sungai Baliem, Wamena, dan juga dapat ditemukan di Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi.
Deskripsi dan Tekstur
Udang ini termasuk dalam genus Cherax, sejenis lobster air tawar atau crayfish. Dagingnya memiliki tekstur yang padat, lembut, dan berserat, mirip dengan lobster.
Nutrisi
Udang Selingkuh kaya akan kalsium dan protein, serta mengandung mineral seperti selenium, fosfor, magnesium, sodium, dan zinc. Dalam 100 gram daging udang segar terkandung sekitar 106 kalori, menjadikannya makanan yang rendah kalori.
Cara Pengolahan
Biasanya, Udang Selingkuh diolah dengan cara digoreng atau direbus. Namun, olahan yang paling populer adalah udang selingkuh saus asam manis, yang menonjolkan rasa gurih dan manis dari daging udang.
Tabel Nutrisi Udang Selingkuh (per 100 gram)
Nutrisi | Kandungan |
---|---|
Kalori | 106 kalori |
Protein | Tinggi |
Kalsium | Tinggi |
Selenium | Sesuai kebutuhan |
Fosfor | Sesuai kebutuhan |
Magnesium | Sesuai kebutuhan |
Sodium | Sesuai kebutuhan |
Zinc | Sesuai kebutuhan |
Udang Selingkuh tidak hanya menawarkan keunikan dari segi nama dan bentuk, tetapi juga dari segi rasa dan nilai gizi. Hidangan ini telah menjadi bagian dari identitas kuliner Papua dan terus menarik perhatian para penikmat kuliner dari berbagai daerah. Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Papua, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kelezatan Udang Selingkuh yang autentik.